Ponsel Proyektor Pertama dari Samsung

Ponsel Proyektor Samsung dari dekat

Ponsel Proyektor Samsung dari dekat
Ponsel buat TV? Sudah biasa? Ponsel buat MP3? Lebih biasa lagi?
Tetapi ada yang baru dari Samsung, yaitu ponsel untuk proyektor. Proyektor Samsung ini menggunakan komponen dari Texas Instrument dan modul proyektor DLP-base.
Ponsel proyektor ini akan tersedia di Koera tahun ini dengan merek Anycall yang berarti ini bukan ponsel GSM. Selain proyektor, ponsel ini dilengkapi display OLED, kamera 5 megapiksel dan menjalankan interface Samsung TouchWiz.
Sayangnya nama model ponsel ini masih belum dipublikasikan.
Tetapi saat ini kualitas image dari ponsel proyektor ini belum bisa dibandingkan dengan proyektor desktop biasa, tetapi cukup mengagumkan karena ukurannya yang yang sangat kecil dan terintegrasi dengan ponsel sehingga pengguna bisa melihat film dan galeri foto dengan leluasa dengan tampilan yang besar.
Ponsel proyektor Samsung sedang beraksi
Ponsel proyektor Samsung sedang beraksi.

Razer Naga Maelstrom & Naga Molten Mouse Terbaru khusus Game MMO yang KEREN!

RAZER memperkenalkan dua edisi khusus yang mouse gaming MMO Naga, tipe pertama bernama Naga Maelstorm dengan tampilan pusaran mempesona  bercahaya biru yang berasal dari inti berputar, dan ada juga Naga Molten yang bersinar rona merah jahat dan berapi-api dengan rekahan lava-merah memotong jalur bergerigi di mouse.

Edisi khusus ini memiliki fungsi yang sama dengan onem asli yang menampilkan 17 Fully-programmable dioptimalkan sebagai tombol MMO, 5600dpi Razer Precision 3.5G Laser Sensor, 1000Hz Ultrapolling, 1ms waktu respon dan Ultraslick feet .
Razer akan melepaskan mouse Maelstrom and Molten edisi khusus ini pada bulan November 2010 seharga $ 79,99.

Keyboard yang bisa jadi Mouse dari MSI yaitu Air Keyboard

MSI memperkenalkan produk baru yaitu Air Keyboard ( sebelumnya Cideko’s Air Keyboard) yang merpuakan gabungan keyboard dan mouse yang cocok digunakan untuk nettop atau HTPC (home theather pc).
Produk ini sebenarnya adalah keyboard wireless (tanpa kabel) yang dapat digunakan sebagai mouse dengan menggerakkan perangkat keyboard itu sendiri. Hal ini dimungkinkan karena keyboard ini dilengkapi oleh accelerometer/3D motion mouse sensor.
Selain itu produk ini memiliki banyak tombol multimedia serta memiliki desain ergonomis sehingga dapat digunakan dengan nyaman. Produk ini ditawarkan dengan harga 110 USD.

Mouse Bluetooth Lucu dengan Keypad Numerik di Dalamnya

Kalau Anda memiliki netbook dan sudah terbiasa menggunakan keyboard numerik tentu kecewa karena tidak ada di keyboard netbook yang berukuran kecil.  Tapi jangan kuatir karena ada solusinya dengan mouse unik ini.
Mouse yang satu ini sangat unik karena memiliki keypad tersembunyi di dalamnya. Keypad memudahkan orang-orang yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi untuk tetap bekerja dengan maksimal. Mouse ini juga menggunakan bluetooth dan dapat mempercepat kita untuk mengetik. Selain itu bentuknya yang mungil memudahkan untuk dibawa kemana-mana dan memang desainnya juga cukup oke sehingga membuat orang di samping Anda akan melirik mouse ini. (via ubergizmo)

Mouse Wireless MultiTouch dari Sanwa Bernama MA-Touch1

Sanwa perusahaan Jepang telah meluncurkan mouse multitouch baru nirkabel, yang datar, ramping bernama Sanwa MA-TOUCH1. Mouse mendukung scrolling empat arah dan swipe dua-jari.
Mouse ini dilengkapi dengan receiver USB mungil. Mouse Multitouch MA Sanwa-TOUCH1 tersedia dalam warna hitam, merah, perak dan putih dan harga  6090 Yen atau 600 ribuan rupiah. (sumber)

Ryno Motors Skuter Elektronik Satu Roda

Ingin berbagai jenis kendaraan listrik pribadi tetapi tidak ingin membeli Segway? Mungkin skuter listrik self-balancing oleh Ryno Motors adalah apa yang Anda cari karena Ryno Motors merupakan sepeda motor elektrik dengan satu roda saja. Sudah ada beberapa tipe motor satu roda yang dihasilkan oleh ryno motors. Tapi sayangnya, menurut Chris Hoffman, pendirinya yang seorang mekanik dengan pengalaman 15 tahun di dunia automobile mengatakan bahwa sampai sekarang Ryno Motors belum diproduksi karena ada hambatan dalam target pasar.
Tapi sepertinya Departemen Kepolisian Vancouver Canda kemungkinan menjadi pasar potensial di mana ada prototipe yang dihasilkan khusus untuk polisi tersebut seperti tampak pada gambar di atas.

Teknologi Terbaru..(Radar Terrasarx yang Mampu Atasi Awan)

TerraSarX, teknologi terbaru untuk pemetaan dengan radar asal Jerman, yang dinyatakan mampu mengatasi awan, ditawarkan untuk diujicoba di atas udara Indonesia.
“Sebagai imbalan, mereka menawarkan penyediaan data spasial yang dibutuhkan berbagai lembaga di Indonesia dengan sistem itu,” kata Peneliti Geomatika Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Dr Ade Komara Mulyana di sela Seminar Teknologi Radar Antariksa di Jakarta, Rabu.
 
Misalnya permintaan data spasial semburan lumpur Sidoarjo, data spasial kondisi terbaru Merapi, hingga data spasial banjir Jakarta awal Februari lalu, atau permintaan data spasial dari IPB dan institusi penelitian lain yang akan diberikan secara gratis, ujarnya.
 
Indonesia sudah lama menjadi tempat uji terlengkap berbagai sistem pemetaan radar yang pernah dikembangkan di dunia karena lokasinya di khatulistiwa sertaketertutupan awannya yang tinggi sehingga sesuai untuk uji radar yang ditargetkan dapat mengatasi awan.
Karena itu sudah saatnya pelaku pemetaan di Indonesia tak sekedar menjadi objek, tetapi juga sebagai subjek pemetaan dengan radar dan menyambut ujicoba yang ada sebagai peluang untuk membantu Indonesia dalam menyediakan data spasial, ujarnya.
Sebelumnya pernah dicoba sistem satelit Radarsat, ERS, JERS, Envisat, SRTM maupun sistem Airborne-Ifsar.
Sementara itu, Chief Operating Infoterra Nikolaus Faller mengatakan, sistem terbaru pemetaan bumi dengan radar dari TerraSarX bisa menjadi pilihan dalam pemetaan geospasial pada masa datang karena selain mampu mengatasi masalah ketertutupan awan juga berbiaya rendah.
 
“TerraSarX mampu melakukan pemetaan bumi tanpa terganggu awan dengan biaya hanya 5 dolar per Km2,” katanya.
Diakui Ade, biaya pemotretan udara dengan airborne, teknologi pemetaan yang mampu mengatasi awan, mencapai 40-50 dolar per Km2, sedangkan teknologi satelit Ikonos yang masih bermasalah dengan awan berbiaya 37 dolar AS per Km2.
 
Ade mengatakan, Indonesia lebih memilih bekerjasama atau menyewa radar, ketimbang memilikinya untuk pemetaan, karena b
iaya investasi dalam teknologi radar pemetaan serta biaya operasional radar sangat besar dan tidak seimbang dengan hasil yang didapat.

“Tubsat (satelit mikro milik LAPAN yang baru diluncurkan setahun lalu – red) sebenarnya sudah menghasilkan foto video `live` wilayah nusantara, namun belum diterjemahkan menjadi hasil pemetaan,” katanya.